Membaca berita sama pentingnya dengan melakukan aktivitas yang normal dilakukan manusia (bekerja, makan, tidur dan lain – lain). Bagi sebagian orang, menjelajahi halaman demi halaman surat kabar di pagi hari sebelum memulai aktivitas, atau tenggelam dalam lautan informasi sambil menyeruput secangkir kopi sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan.
Kebiasaan membaca berita bukan sekadar aktivitas mengisi waktu luang. Mengutip American Press Institute, berita adalah bagian dari komunikasi yang dapat memberikan informasi mengenai sebuah kejadian atau isu yang terjadi di dunia.
Jurnalis asal Amerika Serikat, Ida Tarbell pernah menjelaskan mengenai peran berita sebagai sumber informasi yang penting bagi pembacanya. “Manusia membaca berita karena mereka memiliki prinsip dan tujuan yang ingin dicapai. Mendapatkan fakta dari berita dapat membantu tujuan tersebut,” tulisnya.
Kebiasaan membaca berita dari media cetak mulai berkurang seiring dengan masifnya penetrasi internet. Menurut survei yang dilakukan oleh American Press Institute, generasi milenial (generasi yang lahir pada awal 1980 sampai awal 2000) memiliki kebiasaan membaca berita yang lebih kecil dibandingkan dengan golongan orang berumur 45 tahun ke atas.
Mengutip artikel “The Threat of Real News and Why We Need It” yang ditulis oleh pakar media Glenn Habrooks, kehadiran sosial media ini mempengaruhi perilaku generasi muda dalam mendapatkan informasi. Kebiasaan membaca berita ini mulai diganti dengan kebiasaan dalam menggunakan internet dan sosial media untuk mendapatkan berita.
Menukil juga survei berjudul “Indonesian News Reading Habits 2017” dari 1022 responden yang diambil dari populasi pengguna smartphone se-Indonesia, responden lebih banyak membagikan link artikel online via Facebook (44.86%) dan WhatsApp Group (28.85%), daripada melalui Twitter (11.76%).
Menjamurnya situs berita di Indonesia sedikit banyak memberi pengaruh pada unsur sosial, politik, ekonomi, sesuai dengan tujuan media massa yakni merawat demokrasi. Namun di waktu yang sama muncul tantangan memilah-milah berita atau informasi dari media daring. Celakanya, siapapun kamu dapat menjadi korban hoaks atau berita bohong. Yang jadi pertanyaan: bagaimana tetap terinformasi namun tidak hanyut dalam banjir informasi? Maka dari itu hadirlah Kurio.