Lampung, ditrinews.com – Muktamar ke-34 NU yang berlangsung dari 23-24 Desember 2021 di Lampung, akhirnya berhasil memilih Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026.
Dalam Muktamar ke-34 tersebut, pemilihan dilakukan dengan cara pemungutan suara, dan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sebagai Ketua PBNU terpilih 2021 dengan masa bakti selama 5 tahun ke depan setelah mendapatkan suara terbanyak.
Yahya terpilih setelah meraih 337 suara, mengungguli petahana Said Aqil Siradj yang memperoleh 210 suara.
“Dari 548 suara yang masuk untuk Said Aqil 210, untuk Yahya Cholil Staquf 337, dan satu suara batal,” ujar pimpinan sidang dari tayangan YouTube TVNU, Jumat, 24 Desember 2021.
“Jadi suara terbanyak Gus Yahya,” lanjutnya.
Yahya dan Said melaju ke pemilihan Ketua Umum PBNU setelah memenuhi syarat minimal 99 suara dari para pemilik suara.
Hasil pemungutan suara yang dilakukan sejak Jumat dini hari, Yahya mengantongi 327 suara, sedangkan Said memperoleh 203 suara. As’ad Said Ali dengan 17 suara, Marzuki Mustamar 2 suara, dan Ramadhan Boayo 1 suara. Sementara itu, ada 1 suara yang dianggap abstain dan 1 suara lainnya dianggap batal.
Selain Ketua Umum, Muktamar ke-34 juga telah lebih dahulu menetapkan Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU periode 2021-2026. Miftachul terpilih berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat tim Ahlil Halli Wal Aqdi (AHWA) yang terdiri dari 9 kiai sepuh NU.
Berikut profil Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sebagai Ketua PBNU terpilih 2021
Gus Yahya lahir di Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966. Ia santri tulen atau lahir dari garis keturunan santri dan tumbuh di lingkungan santri.
Yahya pernah berguru kepada Ali Maksum di Madrasah Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta. Baru ketika memasuki usia kuliah, ia melanjutkan studi di FISIPOL Universitas Gadjah Mada.
Yahya Cholil Staquf merupakan kakak kandung dari Menteri Agama Republik Indonesia saat ini, Yaqut Cholil Qaumas. Keduanya adalah anak dari Cholil Bisri, seorang kiai yang juga aktif dalam kancah perpolitikan nasional sebagai eks Wakil Ketua MPR dan salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Pada 31 Mei 2018, Yahya menjadi salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), setelah dilantik langsung oleh Presiden Jokowi Widodo (Jokowi). Sebelumnya, Yahya pernah menjadi juru bicara Presiden Keempat RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Nama Gus Yahya pernah menuai kontroversi karena memenuhi undangan dari American Jewish Committee (AJC) Global Forum pada 2018 lalu untuk pergi ke Israel. Bagi sebagian kalangan, langkah itu dianggap tidak selaras dengan komitmen terhadap kemerdekaan Palestina.
Namun menurut Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini, langkah tersebut selaras dengan yang pernah dilakukan Gus Dur untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina lewat diplomasi segala cara.
Gus Dur sendiri, kala itu pernah diundang oleh Forum Global AJC pada 2002 di Washington DC, Amerika Serikat.(*)