Jatim, ditrinews.com – Gunung Semeru yang terletak di dua Kabupaten yakni Malang dan Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi pada Sabtu, 04 Desember 2021, pukul 15.00 WIB.
Gunung itu mengeluarkan lava pijar, suara gemuruh, serta asap pekat berwarna abu-abu. Dampak erupsi Semeru kali ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tapi juga kerusakan materi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) memberikan update terkini seputar bencana erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur. Sebanyak 13 orang dilaporkan meninggal dunia dan 98 orang yang mengalami luka-luka.
“Total 13 orang dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa tersebut,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatin) BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya, Minggu, 05 Desember 2021.
Dari 13 korban itu, lanjut Abdul, baru dua orang warga yang sudah berhasil diidentifikasi, yakni Poniyim (50) dan Pawon Riyono. Keduanya berasal dari Curah Kobokan dan Kubuan, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur.
Sedangkan, untuk 11 korban lainnya masih dalam proses identifikasi jenazah oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang.
Abdul mengungkapkan, bahwa sebanyak 41 orang yang mengalami luka-luka, khususnya luka bakar, dan telah mendapatkan penanganan awal di Puskesmas Penanggal, selanjutnya dirujuk menuju RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara.
Kemudian puluhan orang lainnya yang terluka juga telah dievakuasi ke sejumlah fasilitas kesehatan. Diantaranya 40 orang dirawat di Puskesmas Pasirian, 7 orang di Puskesmas Candipuro, serta 10 orang lainnya di Puskesmas Penanggal.
“Total 98 orang korban luka-luka, diantaranya terdapat dua orang ibu hamil,” ungkapnya.
BPBD Lumajang juga melaporkan terdapat 902 warga mengungsi. Mereka tersebar di beberapa titik Kecamatan, diantaranya 305 orang di Kecamatan Pronojiwo, 409 orang di Kecamatan Candipuro, dan 188 orang di Kecamatan Pasirian. (*)