Jakarta, ditrinews.com – Gitaris band metal Burgerkill, Aries Tanto alias Eben Burgerkill, tutup usia pada Jumat, 03 September 2021.
Eben meninggal dunia akibat serangan jantung saat melakukan proses syuting. Gitaris Burgerkill ini sempat pingsan dan dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Bungsu, Bandung, Jawa Barat.
Eben telah menggandrungi musik sejak dirinya duduk di bangku SMA. Pada 1995, anak Jakarta ini pindah ke Bandung dan mendirikan band dengan aliran metal yang diberi nama Burgerkill.
Nama ini merupakan plesetan dari salah satu merek burger yang dijual di tanah air. Sejak saat itulah nama Eben mulai dikenal di kalangan musisi dan penggemar musik.
Hingga akhir hidupnya, Eben adalah satu-satunya member asli Burgerkill yang masih bertahan sejak band ini didirikan.
Eben membentuk formasi awal Burgerkill bersama dengan Ivan, Kimung, dan Dadan. Rilis single pertama mereka lewat underground phenomenon Richard Christian Franklin Muttler pada awal 1997.
Sebuah kompilasi CD band-band Bandung berjudul Masaindahbangetsekalipisan yang juga menggaet band lokal lainnya untuk mengisi album tersebut seperti Cherry Bombshell, Full of Hate, dan Puppen.
Pada akhir 1997, Eben bersama rekannya kembali berkontribusi mengisi album kompilasi Breathless, dengan menyumbang lagu Offered Sucks gubahan mereka.
Awal 1998, Burgerkill kembali merilis single berjuluk Blank Proudness yang mereka sertakan dalam album IndependentAustrali, sebuah kompilasi band-band Grindcore Ujungberung.
Setelah merilis tiga single mereka, akhirnya Burgerkill dilirik perusahaan rekaman asal Malaysia, Anak Liar Records.
Awal 1999 lahirlah album Three Ways Split hasil kolaborasi dengan band Infireal dari Malaysia dan Watch It Fall dari Prancis.
Tak puas karena selalu berbagi tempat dengan band lain, pada 2000 Burgerkill akhirnya berhasil melahirkan Dua Sisi, album perdana mereka yang diproduksi oleh Riotic Records.
Bukan hanya itu, di tahun tersebut Burgerkill juga merilis single baru lewat kompilasi Ticket To Ride berjudul Everlasting Hope Never Ending Pain.
Musik yang dihadirkan Burgerkill cukup digemari masyarakat pecinta musik hardcore, sehingga band metal ini pun diincar oleh major label Sony Music Entertainment.
Kemudian pada pertengahan Juni 2003, Eben dan rekannya menandatangani kontrak sebanyak enam album dengan perusahaan musik ternama itu.
Pada akhir 2003, dirilislah album kedua Burgerkill setelah Dua Sisi. Album tersebut diberi nama Berkarat dan masuk nominasi AMI Awards pada pertengahan 2004.
Lewat album tersebut, Burgerkill berhasil meraih penghargaan di kategori Best Metal Production.
Keutuhan band Burgerkill harus terkoyak pada 2005 setelah drummer mereka, Toto, memutuskan hengkang dari formasi.
Burgerkill pun harus merombak formasi mereka, Andris yang tadinya bermain untuk posisi bass mengambil alih posisi yang ditinggalkan Toto.
Setelah ditinggal oleh Toto, mereka tetap melanjutkan proses penulisan lagu menggunakan additional bass player untuk menggantikan instrumen bass.
Karena tidak adanya kesepakatan dalam pengerjaan proyek album ketiga mereka dengan pihak Sony Music Entertainment, akhirnya Burgerkill memutus kontrak kerja sama dengan perusahaan musik tersebut menjelang akhir 2005.
Setelah melepaskan diri dari Sony Music Entertainment, mereka mendirikan label musik sendiri dengan nama Revolt! Di tengah-tengah proses peluncuran album ketiga mereka, pada Juli 2006 sang vokalis, Ivan meninggal dunia.
Meski ditinggal oleh vokalisnya, di bawah naungan label Revolt! mereka tetap melanjutkan untuk merilis album ketiga mereka dengan titel Beyond Coma And Despair di pertengahan Agustus 2006.
Beyond Coma And Despair menjadi salah satu album terbaik di Majalah Rolling Stone Indonesia. Barulah pada awal 2007, Eben dan rekannya menemukan vokalis baru setelah melakukan audisi vokalis.
Bersama Vicky, vokalis baru Burgerkill, mereka menggelar tur di kota-kota besar di Pulau Jawa dan Bali untuk mempromosikan album mereka pada awal Januari.
Dua tahun berselang, pada 2009 Burgerkill bersama Psycroptic dan Nemesis menggelar konser Allegiance to Metal Tour 2009.(*)