Jakarta, ditrinews.com – Puasa Ramadan merupakan salah satu rukun islam yang wajib dilakukan oleh setiap muslim. Sebelum melaksanakan ibadah puasa Ramadan tentunya harus diawali dengan membaca niat terlebih dahulu.
Bacaan niat dan doa berbuka puasa Ramadan merupakan dua hal yang sangat penting dalam ibadah di bulan yang suci ini. Bahkan, niat merupakan salah satu rukun puasa Ramadan, yang berarti puasa tidak dianggap sah tanpa adanya niat.
Niat puasa Ramadan dilakukan ketika selesai sholat sunnah tarawih atau sebelum datangnya imsak. Dalam hadist yang diterima dari Siti Hafshah, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang tidak berniat akan berpuasa pada malam hari sebelum terbit fajar, maka tidaklah ia berpuasa.”
Kewajiban berpuasa Ramadan tertuang dalam Al-Quran dan hadist. Berikut adalah dalil diwajibkannya puasa bagi umat Islam, yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).
Bacaan niat puasa Ramadan
Niat puasa menjadi pembeda bagi seorang muslim apakah ia hanya sekedar menahan lapar atau mencari rida Allah SWT. Keutamaan niat dalam beribadah tertuang dalam hadist yang berbunyi:
“Dari Umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa yang dia diniatkan.” (HR. Bukhari).
Niat puasa Ramadan yang diucapkan setiap hari:
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri ramadhaana haadzihis sanati lillahi ta’aala.
Artinya: Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadan tahun ini, karena Allah Ta’ala.
Berikut lafal niat puasa satu bulan penuh, sebagaimana dijelaskan oleh KH A Idris Marzuki (w.2014 M) dalam kibat Sabil al-Huda:
Nawaitu shauma jami’i syahri ramadlani hadzihissanati taqlidan lil imam malikin fardlan lillahi ta’ala.
Artinya: Saya berniat puasa selama satu bulan Ramadan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah ta’ala.” (KH A Idris Marzuki, Sabil al-Huda, h. 51).
Doa berbuka puasa
Doa berbuka puasa ramadhan yang kerap diamalkan masyarakat, yaitu:
“Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin”
Artinya: “Ya Allah karenaMu aku berpuasa, denganMu aku beriman, kepadaMu aku berserah dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa), dengan rahmat Mu, wahai Allah Tuhan Maha Pengasih.
Doa ini bersumber dari riwayat Imam Bukhari dan Muslim sebagai keterangan Syekh M Khatib As-Syarbini berikut ini yang artinya:
“(Mereka yang berpuasa) dianjurkan setelah berbuka membaca, ‘Allahumma laka shumtu, wa ‘ala rizqika afthartu.’ Pasalnya, Rasulullah SAW mengucapkan doa ini yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim,” (Lihat Syekh M Khatib As-Syarbini, Al-Iqna pada Hamisy Bujairimi alal Khatib, [Beirut, Darul Fikr: 2006 M/1426-1427 H], juz II, halaman 385).
Doa Berbuka Puasa Lainnya
Berikut alternatif lafal doa berbuka puasa yang didukung hadits shahih riwayat Abu Dawud:
“Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insya Allah.”
Artinya: “Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah (jika Allah menghendaki).”
Hadits lengkap riwayat Abu Dawud berbunyi sebagai berikut, yang artinya:
“Kami mendapat riwayat dari Abdullah bin Muhammad bin Yahya, yaitu Abu Muhammad, kami mendapat riwayat dari Ali bin Hasan, kami mendapat riwayat dari Husein bin Waqid, kami mendapat riwayat dari Marwan, yaitu Bin Salim Al-Muqaffa‘, ia berkata bahwa aku melihat Ibnu Umar menggenggam jenggotnya, lalu memangkas sisanya. Ia berkata, Rasulullah bila berbuka puasa membaca, ‘Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insya Allah’,” (HR Abu Dawud). (*)